Wednesday 3 July 2013

Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Dalam Menghadapi Serangan ACFTA


SEMINAR INTERNASIONAL
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
Kerjasama
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Tajuk : Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Dalam Menghadapi Serangan ACFTA

Oleh:
Md. Akbal bin Abdullah (P,hD)
Dr. Rafiuddin Afkari

Tembilahan, 15 Juni 2011


A.    Latar Belakang

Mulai 1 Januari 2010 Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan Cina. Pembukaan pasar ini merupakan perwujudan dari perjanjian perdagangan bebas antara enam negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam) dengan Cina, yang disebut dengan ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA). Produk-produk impor dari ASEAN dan China akan lebih mudah masuk ke Indonesia dan lebih murah karena adanya pengurangan tarif dan penghapusan tarif, serta tarif akan menjadi nol persen dalam jangka waktu tiga tahun (Dewitari,dkk 2009). Sebaliknya, Indonesia juga memiliki kesempatan yang sama untuk memasuki pasar dalam negri negara-negara ASEAN dan Cina.

Beberapa kalangan menerima pemberlakuan ACFTA sebagai kesempatan, tetapi di sisi lain ada juga yang menolaknya karena dipandang sebagai ancaman. Dalam ACFTA, kesempatan atau ancaman (Jiwayana, 2010) ditunjukkan bahwa bagi kalangan penerima, ACFTA dipandang positif karena bisa memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia. Pertama, Indonesia akan memiliki pemasukan tambahan dari PPN produk-produk baru yang masuk ke Indonesia. Tambahan pemasukan itu seiring dengan makin banyaknya obyek pajak dalam bentuk jenis dan jumlah produk yang masuk ke Indonesia. Beragamnya produk China yang masuk ke Indonesia dinilai berpotensi besar mendatangkan pendapatan pajak bagi pemerintah. Kedua, persaingan usaha yang muncul akibat ACFTA diharapkan memicu persaingan harga yang kompetitif sehingga pada akhirnya akan menguntungkan konsumen (penduduk / pedagang Indonesia).

Bila kalangan penerima memandang ACFTA sebagai kesempatan, kalangan yang menolak memandang ACFTA sebagai ancaman dengan berbagai alasan. ACFTA, di antaranya, berpotensi membangkrutkan banyak perusahaan dalam negeri. Bangkrutnya perusahaan dalam negeri merupakan imbas dari membanjirnya produk China yang ditakutkan dan memang sudah terbukti memiliki harga lebih murah. Secara perlahan ketika kelangsungan industri mengalami kebangkrutan maka pekerja lokal pun akan terancam pemutusan hubungan kerja (PHK).

Tekanan dari kalangan pengusaha industri agar pelaksanaan ACFTA ditunda menandakan besarnya pengaruh negatif terhadap industri di Indonesia. Sementara itu pemerintah tetap menjalankan kesepakatan dengan tetap mengkaji dan mengevaluasi berbagai hal untuk dapat tetap meningkatkan daya saing Indonesia antara lain terkait dengan prasarana, biaya ekonomi tinggi, biaya transportasi, dan sektor makro lainnya. (Mari Elka Pangestu 2010, Wawancara dalam Media Indonesia, 23 Februari). Karena sekalipun pemerintah menunda pelaksanaan ACFTA untuk waktu tertentu bagi produk-produk tertentu, pada akhirnya perlindungan tersebut juga harus dihilangkan sesuai kesepakatan. Jika pemerintah melanggar kesepakatan dan melindungi industri dalam negeri, konsumen dirugikan karena harus membayar produk dengan harga lebih mahal dan perekonomian menjadi tak berkembang.

Produk dalam negeri yang bersaing ketat di pasar adalah industri kerajinan seperti properti dan furniture, industri hasil hutan yang selama ini menjadi unggulan Indonesia dalam pasar domestik maupun mancanegara, dan yang paling merasakan dampak langsung arus perdagangan bebas dengan Cina adalah industri tekstil karena industri inilah yang paling diunggulkan di negri tirai bambu tersebut. Sedangkan di Indonesia sendiri juga cukup menonjol dalam dunia perindustrian sektor tekstil, sehingga secara tidak langsung akan terjadi sebuah perang harga di pasaran dalam negri. Apalagi produk tekstil Cina biasanya lebih murah daripada produk dalam negri. (Yen Rizal 2010, Wawancara dalam Batamcyberzone, 3 Februari).

Di sektor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), serbuan produk-produk Cina berupa kain dan garmen sudah mulai dirasakan oleh pasar dalam negri sejak awal berlakunya ACFTA. Ancaman ini dirasakan oleh industri tekstil besar maupun Industri Kecil Menengah karena masyarakat akan cenderung lebih memilih tekstil dari Cina yang harganya relatif murah. Selama ini produk kain dan garmen yang berasal dari Cina harganya lebih murah 15%-25% bila dibandingkan dengan produk dalam negri. Selain itu, produk pakaian jadi impor asal Cina diakui sejumlah pedagang lebih diminati masyarakat karena kualitas dan modelnya yang lebih mengikuti tren (Karina dan Nova, 2010). Namun demikian, ada pula faktor lain seperti selera masyarakat, corak, dan kualitas bahan yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap pembelian produk Cina ini.

Inovasi produk Cina ke pasar Indonesia ini tentunya akan mengganggu pasar domestik khususnya bagi UKM apabila produk mereka tidak bisa mengimbangi dari sisi harga, kualitas, dll. Yang dikhawatirkan adalah produk UKM akan terus bergeser pada titik rawan daya beli karena produk yang dihasilkan terlalu mahal dengan kualitas yang hampir sama. Apalagi Cina menjual produknya dengan penetrasi dumping terhadap pasar-pasar alternatif dunia termasuk di Indonesia setelah permintaan pasar utama mereka seperti Eropa dan Amerika Serikat merosot tajam akibat krisis ekonomi global seperti diungkapkan dalam Harian Pikiran Rakyat (8 Oktober 2009). Kondisi yang agresif inilah yang menyebabkan produk dalam negeri tidak dapat menjadi raja di negeri sendiri.

Fenomena ini dapat menyebabkan adanya perubahan dalam siklus produksi maupun kinerja UKM. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap UKM maka diperlukan suatu pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1997).

Helfert (1996) mengungkapkan bahwa perlu disadari untuk teknik pengukuran yang berbeda akan sesuai untuk tujuan yang berbeda pula, sehingga sebelum pengukuran dilakukan harus mendefinisikan secara jelas unsur sudut pandang yang diambil, tujuan analisis, dan standar perbandingan yang potensial. Dalam hal sudut pandang pun dibedakan dalam tiga unsur yakni manajemen, pemilik dan pemberi pinjaman. Berkaitan dengan penilaian kinerja UKM dengan tujuan mengamati perubahan posisi keuangan sebagai bahan pertimbangan keputusan bagi kepentingan manajemen UKM, salah satu informasi yang dapat digunakan untuk pengukuran tersebut adalah tingkat penjualan.

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991).

Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta mengukur sejauh mana daya tarik konsumen terhadap hasil produk. Kegiatan akhir produksi ini menjadi kegiatan terdepan perusahaan di dalam menghasilkan sesuatu karena akan meningkatkan penerimaan dan bahkan nilai perusahaan. Perubahan tingkat penjualan antara sebelum dan setelah ACFTA dalam kegiatan ini diharapkan dapat merepresentasikan perubahan kinerja keuangan pada UKM bersangkutan terhadap pelaksanaan ACFTA di Indonesia.

Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu daerah di Propinsi Riau yang memiliki Pertumbuhan Ekonomi yang sangat pesat, ini disebabkan oleh kondisi geografis dimana posisi Kabupaten Indragiri Hilir berada di pantai timur Pulau Sumatera dan berdekatan dengan pusat pertumbuhan ekonomi, seperti Batam dan dapat diakses melalui perarian berbagai wilayah yang ada di Indonesia dan keluar negeri. Hal ini merupakan salah satu potensi yang menjadikan Kabupaten Indragiri Hilir sebagai ”Pintu Gerbang Riau Bagian Selatan” untuk berbagai aktivitas pembangunan.
Kondisi di atas tidak disia-siakan begitu saja oleh Bupati Indragiri Hilir dengan Mendirikan Universitas Islam Indragiri sebagai upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang handal dan bernuansa Islami yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir. Hal ini juga di buktikan oleh program Bupati Indragiri Hilir dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia adalah ”Satu Rumah Satu Sarjana”, dimana Bupati Indragiri Hilir ingin menciptakan rakyat yang tidak bodoh, tidak lapar, tidak sakit dan punya masa depan, yang semua ini merupakan bagian dasar dari sistem dan tujuan ekonomi syariah.

Untuk mewujudkan semua cita-cita Bupati di atas, maka kita harus konsisten untuk menjalankan sistem ekonomi syariah, sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah sendiri, yaitu dengan menjadi seorang enterpreuner yang sesuai dengan ajaran syariah. Dalam menjalankan sistem ini, dibutuhkan sumber daya insani yang benar-benar paham tentang implementasi prinsip-prinsip ekonomi syariah, memiliki pengetahuan yang luas di bidang bisnis dan memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan prinsip-prinsip syariah tersebut secara konsisten. Dibutuhkan sosialisasi, pelatihan serta pendidikan untuk meciptakan orang-orang yang siap menjalankan sistem ekonomi ajaran Rasulullah ini. Disamping itu, kita juga mengharapkan agar para mahasiswa/i dapat merubah pola fikir mereka, dari para pencari kerja menjadi para pencipta lapangan pekerjaan (Usaha Kecil dan Menengah). Dengan adanya para pencipta lapangan pekerjaan ini maka akan mengembangkan sektor riil dalam sebuah  negara khususnya di Kabupaten Indragiri Hilir. Perkembangan sektor riil ini otomatis akan menciptakan kesejahteraan umat yang merata. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kemajuan hakiki dalam sebuah negara itu dilihat dari kemajuan sektor riil, bukan sektor keuangannya.

B. TEMA KEGIATAN

Tema kegiatan ini adalah:

Revitalisasi Entrepreneurship Ummat  Untuk Indonesia Sejahtera


C. LANDASAN KEGIATAN

1.  Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional;
2.  Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi;
3.  Statuta Universitas Islam Indragiri
4.  Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Indragiri No 32/Kpts/IV/2011 tentang Susunan Panitia Dies Natalis
5.  Hasil Rapat Panitia Milad Ke III Universitas Islam Indragiri

D. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan, dengan tujuan sebagai berikut:
  1. Mendiskusikan peluang, tantangan dan hambatan perkembangan Usaha Kecil dan Menengah pada skala nasional dan internasional dalam rangka merumuskan program  strategi politik masa depan
  2. Untuk memfasilitasi agenda global dalam menerapkan konsep Usaha Kecil Menengah dalam Menghadapi Serangan ACFTA.
  3. Untuk memperkuat kerjasama dan pemahaman antara universitas sebagai kontribursi  untuk meningkatkan kerjasama internasional
  4. Untuk dapat saling berbagi informasi dibidang kewirausahaan
  5. Untuk mendiskusikan isu kontemporer dan tantangan yang dihadapi
  6. Untuk membentuk jiwa entrepreneur muslim yang berkualitas
  7. Membangun jejaring dan sinergi antara akademi dan praktisi ekonomi.

E. BENTUK KEGIATAN

Bentuk Kegiatan ini adalah Seminar Internasinal dengan metode sebagai berikut:
  1. Deskripsi Kegiatan
Pemaparan konsep dari para ahli Ekonomi dan Hukum yang berasal dari Akademisi dan Praktisi. Acara ini berbentuk Stadium General dan Diskusi Panel. Dari acara ini diharapkan peserta dapat menggali ilmu dari para pembicara. Dengan Seminar ini diharapkan ilmu yang diperoleh dapat menjadi bekal bagi Mahasiswa/i, sehingga dapat mengaplikasikannya di daerah masing-masing.
  1. Tema:  
Revitalisasi Entrepreneurship Ummat Untuk Indonesia Sejahtera”

  1. Pembicara:
1.    Prof. Ahmad Mortada, Ph.D (Universitas Utara Malaysia)
Pembahasan: “ Strategi Usaha Kecil dan Menengah Dalam Menghadapi Serangan ACFTA di Tinjau dari Persfektif Hukum”
2.    Muhammad Iqbal, Ph.D
Pembahasan: “ Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Menghadapi Serangan ACFTA “


3.    Dr (HC) H. M. Rusli Zainal, SE, MP (Gubernur Riau)
Pembahasan: “Rekontsruksi Usaha Kecil dan Menengah Untuk Indonesia Sejahtera
4.    Dr. H. Indra Muchlis Adnan, SH, MH, MM (Universitas Islam Indragiri)
Pembahasan: Regulasi Pemerintah Daerah dalam mengembangkan dan Menumbuhkan UKM di Tengah Serangan AFTA
5.    Dr. Ririn Handayani, S.IP, MM (Universitas Islam Indragiri)
               Pembahasan: Peranan Perguruan Tinggi dalam Melahirkan Wirausahawan
6.  H.Edy Syafwannur, SE, MP
Pembahasan: “Pemberdayaan Masyarakat Desa Dalam Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Menuju Masyarakat Sejahtera
7.  Bank Danamon
Pembahasan: “Peranan Perbankkan dalam Menumbuh Kembangkan Usaha Kecil dan Menengah di Tengah Laju Serangan ACFTA”

Moderator :  1. Prof. Dr. H. Sufian, SH, M.Si (Rektor UNISI)
                 2. Prof. Dr. Sujianto, M.Si (UNRI)

F. TARGET PESERTA
Adapun Peserta pada kegiatan ini terdiri dari :
  1. Mahasiswa/I seluruh Perguruan Tinggi  yang ada di Indonesia
  2. Mahasiswa/I Universitas Utara Malaysia
  3. Dosen Fakultas Ekonomi dan Fakultas Syariah Se-Indonesia.
  4. Para praktisi ekonomi syari’ah.
  5. Akademisi/Dosen.
  6. Masyarakat dan Pelajar.


G. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Adapun waktu dan tempat kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal      : Rabu, 15 Juni 2011
Waktu               : 07.30 Wib
Tempat             : Gedung Engku Kelana-Tembilahan

H. HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA

a.    Kewajiban Peserta
1.    Mengisi Formulir Pendaftaran
2.    Membawa surat keterangan utusan dari universitas yang disahkan oleh rektor atau dekan.
3.    Menyerahkan Pasphoto 3X 4 = 2 lembar
4.    Membayar uang pendaftaran Rp. 100.000,- (Khusus umum)
b.    Hak Peserta
1.    Seminar Kit (Tas, Makalah, Block Note dan Pulpen)
2.    Sarapan, Makan Siang, Makan Malan dan Snack 2 kali
3.    Piagam Penghargaan


I. AGENDA ACARA


SEMINAR INTERNASIONAL, 15 Juni 2011
JAM
ACARA
KETERANGAN
WAKTU
DURASI

07.30



08.00








09.00
























12.30
       

 12.30



13.20






















16.10

Menuju Lokasi Seminar
Absensi


Pembukaan








Seminar



























ISHOMA



Lanjutan Seminar






















Penutupan

On the way
Tanda tangan dan pengambilan bedge peserta Seminar Internasional
Pembagian Seminar Kit

MC Performance & Slide Pembukaan
Do’a
Tilawah & Sari Tilawah
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Laporan Ketua Panitia                    
Sambutan Rektor UNISI
Sambutan Bupati Indragiri Hilir Sekaligus Simbolis Pembukaan

SEMINAR INTERNASIONAL
“Revitalisasi Entrepreneurship Ummat Untuk Indonesia Sejahtera”

Pembicara Sesion I :
1. Prof. Ahmad Mortada P.hd
 Pembahasan“ Strategi Usaha Kecil Dan Menengah Dalam Menghadapi Serangan ACFTA Di Tinjau Dari Persfektif Hukum”

2. Dr. (HC) H. M. Rusli Zainal, SE, MP
Pembahasan:“Rekontsruksi Usaha Kecil Dan Menengah Untuk Indonesia Sejahtera

3. H. Indra Muchlis Adnan, SH, MH, MM, Ph.D
Pembahasan: Regulasi Pemerintah Daerah dalam mengembangkan dan Menumbuhkan UKM

4. H.Edy Syafwannur, SE, MP
Pembahasan:“Pemberdayaan Masyarakat Desa Dalam Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Menuju Masyarakat Sejahtera”

 Diskusi + Tanya Jawab
Moderator : Prof. Dr. Sujianto, M.Si

Istirahat Sholat + Makan Siang



Pembicara Sesion II :

1. Muhammad Iqbal, Ph.D
Pembahasan : “Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Menghadapi Serangan ACFTA “

2. Dr. Ririn Handayani, S.Ip, MM
Pembahasan :
Peranan Perguruan Tinggi dalam Melahirkan Wirausahawan

3. Bank Danamon
Peranan Perbankkan dalam Menumbuh Kembangkan Usaha Kecil dan Menengah di Tengah Laju Serangan ACFTA

Diskusi + Tanya Jawab
  Moderator : Prof. Dr. Sufian, SH, M.Si


Penutupan


07.30 – 08.00




08.00 – 08.05
08.05 – 08.15
08.15 – 08.25
08.25 – 08.35
08.35 – 08.40
08.40 – 08.50
08.50 – 09.00


09.00 – 12.30




09.00 – 09.15




09.15 - 09.30



09.30 – 09.45




09.45 – 10.00





10.00 - 12.30


12.30 – 13.20



13.20 – 16.00

13.50 - 14.05





14.05 – 14.20





14.35 – 14.50




14.50 - 16.00



16.00 – 16.10
30’




5’
10’
10’
10’
10’
10’
10’


210’




15’




15’



15’




15’





150’


50’



140’

15’





15’





15’




70’



10’

Nb : Waktu Sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan keadaan


J.  PENUTUP

Demikian Term Of Reference ini diperbuat untuk menjadi acuan dan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Seminar Internasional dalam rangka Milad Ke-3 Universitas Islam Indragiri  dan Milad Kabupaten Indragiri Hilir ke-46 Tahun 2011.
Tembilahan,    Juni  2011


P A N I T I A




                                                                                                                 

No comments:

Post a Comment